SURABAYA, tintajatim.com – Puluhan pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur melakukan pertemuan bisnis (business matching) dengan Director Department of International Trade Promotion Manistry of Commerce Thailand, Hataichanok dan sejumlah pengusaha Thailand di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (11/3/2025).
Langkah ini sebagai upaya dua organisasi pengusaha di Jawa Timur tersebut untuk terus memacu kinerja ekonomi daerah melalui peningkatan ekspor ke Thailand dan ke berbagai negara lain. Kegiatan business matching dihadiri oleh sekitar 70 pengusaha dari pengurus dan anggota HIPMI serta Kadin di seluruh Jatim.
Ketua Umum HIPMI Jatim Ahmad Salim Assegaf mengungkapkan bahwa Thailand adalah salah satu negara yang cukup potensial sebagai negara tujuan ekspor. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan permintaan pasar yang kian meningkat, Thailand menjadi salah satu negara yang sangat menjanjikan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Timur.
Namun sejauh ini, ekspor ke negeri Gajah Putih ini masih belum tergarap maksimal. Bahkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur menyatakan bahwa neraca perdagangan Jatim dengan Thailand sejak 2020 hingga 2024 terus mengalami devisit.
Pada tahun 2020, ekspor Jatim ke Thailand mencapai US$ 451,92 ribu, sementara impor Jatim dari Thailand mencapai US$ 750,10 ribu atau devisit sebesar US$ 289,18 ribu. Kondisi yang sama juga terjadi pada tahun 2021 dimana devisit perdagangan Jatim Thailand mencapai US$294,46 ribu, tahun 2022 devisit US$ 464,66, tahun 2023 devisit US$ 710,26 ribu dan di tahun 2024 periode Januari-Oktober devisit mencapai US$ 339,07 ribu.
Adapun komoditas ekspor utama adalah tembaga, plastik, barang dari plastic, daging dan olahan ikan, , tembakau, berbagai produk kimia, kertas/karton, bahan kimia organik, berbagai olahan ikan dan udang serta besi dan baja.
Sedangkan komoditas impor Jatim dari Thailand diantaranya adalah plastik dan barang dari plastic, gandum-ganduman, gula dan kembang gula, bahan kimia organic, hasil penggilingan, berbagai olahan makanan, mesin pesawat dan mekanik, kertas dan karton, berbagai produk kimia serta perekat dan enzim.
“Dan pertemuan ini adalah peluang bagi kita untuk memacu ekspor ke sana,” terang Salim Assegaf saat kegiatan business mathing dengan pengusaha Thailand.
Kali ini, HPMI dan Kadin Jatim mengajak sekitar 70 pengusaha dari seluruh Jatim yang bergerak di berbagai sektor ekonomi, mulai dari manufaktur, makanan minuman, industri jasa, konstruksi, industri agro dan lain sebagainya untuk bertemu dan berdialog, membahas opportunity yang bisa dikerjasamakan antar kedua belah pihak.
“Tentu hasil dari pertemuan hari ini, akan kami lanjutkan ke langkah berikutnya untuk bisa berkolaborasi dengan pemerintah Thailand dan juga dengan para pengusaha Thailand,” tukas Ahmad.
Ia juga berharap bisa dipertemukan dengan para pengusaha muda Thailand agar bisa saling berinteraksi, saling berkomunikasi untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih serius. “Apalagi HIPMi ini kan membawa banyak UMKM Jawa Timur, tentu ini bisa bertukar komunikasi, bertukar informasi dan bisa menjalin kerjasama yang baik,” tandasnya.
Ketua Bidang IX UMKM, Koperasi dan Kewirausahaan HIPMI Jatim, Widia Prita mengungkapkan bahwa HIPMI Jawa Timur berencana mengkategorikan semua produk pengurus dan anggota Jawa Timur guna mempermudah promosi ke berbagai negara luar, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan negara masing-masing.
“Setelah kita mengkategorikan produk-produk dari HIPMI Jawa Timur, khususunya produk UMKM akan kita tawarkan kepada pengusaha-pengusaha di Thailand. HIPMI berupaya maksimal memajukan UMKM karena mayoritas anggota HIPMI Jatim adalah pelaku UMKM. Dari total pengurus dan anggota HIPMI Jatim yang mencapai 3.800 se-jawa Timur, sekitar 85% adalah UMKM,” katanya Prita.
Lebih lanjut Ketua Bidang XII, Investasi dan Kerjasama Antar Daerah HIPMI Jatim Ardito Grahadi mengungkapkan bahwa HIPMI mempunyai tugas untuk menaikkan kelas UMKM. Jika awalnya UMKM masih dilevel rendah, setelah bergabung dengan HIPMI akan dicari market, dicarikan modal dan dilakukan pendampingan.
“Pokoknya kami bantu supaya UMKM bisa naik kelas, termasuk pertemuan dengan Thailand kali ini. Salah satunya ya karena kita ingin supaya UMKM ini yang ada di Jawa Timur semakin sukses, semakin sejahtera dan semakin berkembang,” ujarnya.
Tidak hanya dengan Thailand, kerjasama juga dilakukan HIPMI Jatim dengan negara lain. Tetapi yang sudah terjalin bagus dengan jumlah populasi yang paling banyak hingga saat ini adalah dengan Taiwan dan Hongkong. “Sampai sekarang, pengurus dan anggota kami rutin mengekspor produknya ke Taiwan dan ke Hongkong karena memang di sana banyak tenaga kerja dan pelajar Indonesia. Jadi produk Indonesia sangat dicintai,” akunya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Tetap Perdagangan dan Jasa Luar Negeri Kadin Jatim Fernanda Reza Muhammad mengapresasi upaya yang telah dilakukan HIPMI Jawa Timur yang telah menginisiasi pertemuan dengan pengusaha Thailand.
“Saya berterimakasih dan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan HIPMI Jatim. Ini adalah peluang untuk bisa meningkatkan ekspor Jawa Timur agar devisit neraca perdagangan Jatim dengan Thailand sedikit demi sedikit bisa teratasi,” kata Reza.
Ia berharap, melalui HIPMI Jatim bisa mendorong para pelaku usaha untuk bisa meningkatkan ekspor Jawa Timur. Apalagi ada banyak investasi dari Thailand yang sudah amsuk ke Jawa Timur. “Ini luar biasa, selamat buat HIPMI Jawa Timur,” tandasnya.
Sementara itu, Director Department of International Trade Promotion Manistry of Commerce Thailand, Hataichanok mengatakan sangat senang bisa hadir dan bertemu dengan HIPMI dan Kadin Jatim. ia mengatakan bahwa pihaknya akan menjadi penghubung antara Thailand dengan Indonesia.
“Kantor kami adalah jembatan antara Thailand dan Indonesia, agar antara bisnis-bisnis di Thailand dan Indonesia bisa berhubungan dan juga menjalankan ekspor impor. Jadi ke depannya, kalau ada apa-apa bisa hubungi kami dan juga kami berencana untuk berkolaborasi dan mengadakan bisnis matching dengan Kadin dan HIPMI Jatim,” kata Hataichanok.
Ia mengatakan, banyak sekali persamaan antara Indonesia dan Thailand. Dan ini menjadi opportunity yang bisa dikerjasamakan, terutama di perbedaan-perbedaan kecil seperti kopi karena Indonesia sangat terkenal dengan kopinya.
“Jadi kami pikir bahwa kopi mempunyai opportunity terbesar. Dan kesempatan hari ini adalah opportunity bagi kami untuk mengeksplore produk Indonesia apa yang dibutuhkan dan bisa ekspor ke Thailand,” pungkasnya.